Eksploitasi Siswa PKL di Karawang Menyeruak

Karawangplus.com – Beberapa SMK di wilayah Kotabaru dan Cikampek menjadikan siswa layaknya seorang buruh pabrik. Dengan dalih melaksanakan kegiatan PKL, siswa dipekerjakan dan ditarget selama Delapan jam perhari jika target produksi tidak memenuhi dalam waktu Delapan jam maka waktu kerja bisa lebih dari delapan jam.

Salah satu guru yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi salah satu kegiatan wajib bagi siswa SMK, biasanya saat memasuki kelas XI. Karena PKL merupakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh dunia usaha atau dunia industri, yang relevan dengan kemampuan dan kompetensi dari siswa sesuai bidangnya. Kamis. (18/08).

“Justru Program yang seharusnya mendidik dan sebatas memberikan pengalaman kepada siswa, justru dimanfaatkan oleh oknum guru. Dimana siswa dipekerjakan layaknya seorang buruh pabrik,” ucapnya.

Ia menambahkan, Kasusnya, pihak sekolah bekerjasama dengan pihak perusahaan, kemudian bahan baku milik perusahaan akan dikerjakan langsung oleh siswa diruang yang sudah disediakan sekolah. Nahasnya, siswa dipaksa dan diberikan target untuk mengerjakan bahan baku perusahaan tersebut.

“Tentunya ini sudah melanggar undang-undang Prakerin, dalam masa PKL ini siswa cukup mengamati saja. Selain itu, siswa hanya diberikan upah kecil yang kemungkinan besar tidak sesuai dengan upah yang sudah diberikan pabrik. Sisanya kemana kira-kira,” tambahnya.

Selain itu, masa PKL yang biasanya selesai dengan waktu paling lama Tiga bulan, kini ditambah menjadi Enam bulan dengan dalih memperkuat mental siswa didunia profesional. Bahkan siswa yang masih duduk dikelas X juga sudah diberlakukan masa PKL.

“Pertanyaan besarnya, tujuan menambah masa PKL siswa ini, untuk mencetak siswa profesional atau menambah masa kerja siswa agar keuntungan lebih banyak didapat oleh pihak sekolah,” katanya.

Ia juga membeberkan, prodak perusahaan yang berbahan dasar tekstil atau karet itu membuat lingkungan sekolah terkontaminasi. Aroma bau karet mulai tercium sehingga dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan siswa. Pihaknya berharap, pihak sekolah dapat mengembalikan fungsi dari PKL yang dilakukan oleh siswa, serta pengawalan ketat dari pemerintah agar pihak sekolah tidak keluar dari jalur atau tupoksi PKL tersebut.

“Kasian siswa, tentunya ini juga sangat bertentangan dengan program Kurikulum merdeka. Artinya masih ada perbudakan dilingkungan sekolah,” pungkasnya.

Salah Seorang Siswa Yang Sedang Praktek Kerja Lapangan Berinisial AP menambahkan, atas ditargetnya produksi membuatnya harus cepat mengerjakan agar memenuhi target dan pulang sesuai jam kerja yang sudah ditentukan.

“Dalam sehari saya harus mengerjakan barang produksi sebanyak 912pcs setiap hari nya dengan upah yang diberikan hanya 500ribu itu pun jika memenuhi target,” tuturnya.

Inisial AD Yang Juga Seorang Siswa Praktek Kerja Lapangan memaparkan, kendati begitu, selain ditarget dalam produksi dirinya kadang suka mengerjakan 2 barang produksi sekaligus.

“Ya kalo abis barangnya berarti sesuai target tapi kadang suka ngerjain Dua Barang. Yang paling banyak itu targetnya prodak Seker 3000 bahkan sampai 5000 barang dalam sehari kalo ga mencapai target bisa pulang jam 5 sore,” tandasnya.

Wakil Kepala Sekolah Hubin Smk Muhammadiyah Cikampek 2 Asep Semiadi Gunawan membenarkan apa yang di alami oleh anak PKL di SMK Muhammadiyah 2 Cikampek yang bekerja di target dengan ribuan barang produksi.

“Iya memang benar itu di target perhari nya tetapi bukan hanya SMK Muhammadiyah 2 aja ada Smk Muhammadiyah 1 dan juga Smk IT, itu juga ada kesepakan pihak sekolah, siswa dan orang tua siswa terkait PKL ini,” ucap Asep dengan nada keras.

Ia juga menambahkan menurutnya pihak MD 2 sendiri tidak ada masalah terkait target ini karena sudah ada kesepakatan walaupun awalnya ada pemaksaan.

“Ya awal target memang dipaksakan dulu siswa siswa terbiasa atau tidak nantikan siswa ngeluh nah itu yang harus kita tampung keluhannya apa nanti kita bilang PIC bahwa siswa tersebut gakuat nih dibagian ini sampai dia enjoy menemukan yang menurut dia enak,” pungkasnya.

Wakil Ketua Umum Bidang Vokasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rahmat Wiguna menambahkan, menurutnya Ga ada target yang seperti karyawan Tapi ada tugas membantu kelancaran pekerjaan karyawan Target PKL ada memahami cara kerja dan budaya industri.

“Itu gak pantas cara mendidik seperti itu seharusnya anak PKL sesuai dengan jam sekolah,” tegasnya.(aip)

Check Also

Pilkada Karawang, Alumni HMI Dukung Aep-Maslani

Karawangplus.com – Sejumlah alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang telah menghimpun diri menyatakan dukungannya kepada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *