Karawangplus.com – Polemik kartu insentif guru ngaji yang dikampanyekan oleh salah satu calon bupati/wakil bupati, menuai pro kontra dikalangan penerima manfaat.
Pasalnya, dalam kartu yang kadung dikampanyekan di media sosial ini, para guru ngaji diberi 1 juta rupiah pertahun untuk honor dan sarana prasarana mengaji. Padahal, dalam program yang sudah berjalan sejak 2015, honor guru ngaji sudah diangka Rp1,2 juta.
Yayan Mulyana, penerima manfaat honor insentif guru ngaji menjelaskan bahwa selama ini dalam program yang sudah ada, para guru ngaji mendapatkan honor diangka Rp1,2 juta. “Rp 1,2 juta itu murni untuk honor saja, tidak ada untuk sarana prasana,” kata dia.
Honor tersebut sudah berjalan lama dan biasanya dicairkan di pertengahan Ramadhan untuk kepentingan para guru ngaji menghadapi lebaran.
Ia berharap, calon bupati justru menambah anggaran honor guru ngaji bukan malah menguranginya. “Sejak 2015, ibu bupati Cellica sudah menaikan honor kami jadi Rp1,2 juta. Sekarang ramai di medsos ada calon yang mau menurunkan honor kami jadi sejuta. Padahal kami sangat berharap bisa naik jadi Rp1,5 atau Rp1,8 juta, bukan malah turun,” harap dia. (redaksi)