Turubuk Naik Kelas: Dari Sayuran Liar Jadi Ikon Kuliner dan Desa Wisata Karawang

Karawangplus.com – Di tangan dingin Dina, seorang praktisi kuliner sekaligus salah satu penggagas Turubuk di Jero (Turbo), tanaman sederhana bernama turubuk kini mulai naik kelas.

Dari sekadar tumbuhan yang tumbuh subur di Desa Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru, turubuk kini disulap menjadi aneka olahan kuliner inovatif dengan cita rasa unik dan potensi ekonomi menjanjikan.

Dina menuturkan, gagasan ini berangkat dari kegelisahan sederhana yakni, Karawang belum memiliki ikon kuliner yang benar-benar dikenal sebagai oleh-oleh khas daerah.

“Kalau Bogor identik dengan talas, Bandung dengan bolu pisang, dan Sumedang dengan tahu, maka Karawang harus punya juga. Masa orang datang ke Karawang tidak tahu mau bawa apa?” ujarnya.

Berangkat dari keresahan itu, Dina menggandeng berbagai pihak, termasuk eksekutif chef Hotel Merkur yang juga Wakil Ketua Bidang Pelatihan dan Pendidikan, untuk melakukan research and development (R&D) terhadap turubuk. Hasilnya, lahirlah berbagai produk inovasi seperti kastengel turubuk, nastar turubuk, hingga nugget turubuk.

“Turubuk ini bisa diolah jadi apa saja, seperti telur. Teksturnya khas, rasanya netral, dan kaya gizi setara bayam dan brokoli. Anak-anak pun bisa makan tanpa sadar mereka sebenarnya makan sayur,” jelas Dina.

Tak hanya kuliner, geliat turubuk juga menjadi pintu masuk pengembangan Desa Wisata Cintalaksana. Dengan luas lahan sekitar 10–11 hektare, desa ini mulai dipadukan dengan konsep pariwisata berbasis alam dan budaya. Bahkan, masyarakat melalui BUMDes kini mulai menjadikan turubuk sebagai bagian dari ketahanan pangan desa.

“Sejak kita mulai perkenalan di Sindang Reret, Oktober lalu, sampai akhirnya launching resmi di Mei 2025, turubuk sudah dikenal luas. Ini memicu masyarakat makin percaya diri bahwa turubuk bisa jadi sumber ekonomi,” ungkapnya.

Manfaat ekonomi sudah mulai terasa. Ibu-ibu PKK terlibat dalam produksi olahan turubuk, sementara Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) mengembangkan seni budaya lokal dengan membeli gamelan dan membentuk sanggar seni degung serta pencak silat.

“Dalam enam bulan saja, dampaknya sudah nyata. Ada tambahan pendapatan, ada ruang ekspresi seni, dan yang terpenting, ada identitas baru untuk Karawang,” tambah Dina.

Ia optimistis, dalam lima tahun ke depan, Cintalaksana akan tumbuh sebagai desa wisata yang bukan hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena turubuk, ikon kuliner baru yang lahir dari kreativitas masyarakatnya.

“Ini butuh proses yang panjang, tapi, dengan kolaborasi semua pihak Turubuk dan Desa Wisata di Kabupaten Karawang saya yakin bisa mendunia,” pungkasnya.

Check Also

Gelar Bimbingan Teknis, Disparbud Karawang Siapkan Strategi Dongkrak Daya Tarik Wisata

Karawangplus.com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karawang menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Manajemen Pengembangan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.