Karawangplus.com – Antusiasme ribuan pecinta tari akhirnya terwujud dalam gelaran Indonesia Menari 2025 yang resmi digelar serentak di 11 kota di seluruh Indonesia, Minggu 12 Oktober 2025. Lebih dari 8.000 peserta turut ambil bagian dalam ajang tahunan persembahan Indonesia Kaya ini, yang tahun ini untuk pertama kalinya juga diadakan di Karawang.
Ajang yang sudah memasuki tahun ke-10 ini kembali hadir di enam kota besar, yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, dan Palembang. Sementara lima kota baru yang berkesempatan menjadi tuan rumah adalah Surabaya, Balikpapan, Manado, Bekasi, dan Karawang. Penambahan kota baru ini menjadi bukti semangat penyelenggara dalam memperluas akses partisipasi budaya masyarakat dari berbagai daerah.
Menurut Program Manager Indonesia Kaya, Billy Gamaliel, minat masyarakat terhadap kegiatan ini terus meningkat setiap tahunnya. Pendaftaran resmi ditutup pada 26 September dengan total pendaftar mencapai 35.000 orang.
“Tahun ini rentang usia peserta semakin lebar, dari usia 5 hingga 70 tahun. Pendaftar terbanyak tetap didominasi oleh usia 25–35 tahun sebanyak 42 persen,” jelas Billy.
Billy menambahkan, kelompok usia muda juga menunjukkan partisipasi yang kuat, dengan 30 persen peserta berusia 16–24 tahun dan 20 persen di bawah usia 15 tahun. Dari sisi gender, perempuan mendominasi sebanyak 77 persen.
“Surabaya menjadi kota dengan pendaftar terbanyak hampir 9.000 orang, sedangkan Palembang memiliki kuota peserta terbanyak mencapai 1.200 orang,” tambahnya.
Di Karawang, kegiatan berlangsung meriah di Resinda Park Mallyang diikuti oleh 1.000 peserta dari berbagai komunitas, sanggar, hingga perwakilan sekolah dan universitas. Para peserta menampilkan tarian serentak dengan koreografi karya Bathara Saverigadi Dewandoro, diiringi medley delapan lagu daerah yang diaransemen secara modern oleh Alffy Rev.
Bathara, yang dikenal sebagai penari, koreografer, dan sutradara drama wayang, menonjolkan detail gerakan tangan khas dari berbagai daerah Indonesia dalam koreografinya. Medley lagu daerah tersebut mencakup Sinanggar Tulo (Sumatera Utara), Kicir-Kicir (DKI Jakarta), Cing Cangkeling (Jawa Barat), Anging Mamiri (Sulawesi Selatan), Rek Ayo Rek (Jawa Timur), Indung-Indung (Kalimantan Timur), Si Patokaan (Sulawesi Utara) dan Rasa Sayange (Maluku).
Seluruh peserta menari serentak pada pukul 13.00 WIB sebanyak dua putaran. Setelah itu, juri lapangan menilai kekompakan, kreativitas pola lantai, teknik, serta semangat kolektif kelompok peserta. Di Karawang, jajaran juri terdiri dari *Nungki Kusumastuti, Ufa Sofura, dan Takako Leen, yang merupakan seniman dan koreografer nasional.
Menurut Nungki Kusumastuti, kegiatan ini menjadi wadah bagi siapa saja yang ingin mengekspresikan diri melalui tarian.
“Indonesia Menari adalah tempat untuk orang-orang yang suka menari menyalurkan ekspresi mereka. Selain menjaga kesenian dan mewariskan budaya, kegiatan ini juga mempererat persatuan bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Ufa Sofura menilai antusiasme peserta sangat luar biasa.
“Tahun 2021 kegiatan ini masih digelar secara daring, jadi tahun ini semangatnya benar-benar terasa. Banyak yang datang dari luar daerah, bahkan juara pertama berasal dari Pontianak,” ungkapnya.
Dukungan penuh juga datang dari pihak mall sebagai tuan rumah penyelenggaraan. Marketing Communication Resinda Park Mall, Deni Setiawan, mengatakan pihaknya sangat bangga bisa menjadi bagian dari acara nasional ini.
“Ini pertama kalinya Indonesia Menari hadir di Karawang. Kami menyambut baik dan mendukung penuh kegiatan yang menjunjung tinggi budaya ini. Resinda Park Mall memiliki kapasitas besar, bahkan 1.000 peserta pun masih sangat muat,” ujar Deni.
Dari hasil penilaian juri, kelompok Eyes on Us berhasil meraih Juara 1 dan berhak atas uang pembinaan sebesar Rp25 juta. Posisi kedua diraih oleh Neng Ros dengan hadiah Rp20 juta, dan Salasika Lawani menempati posisi ketiga dengan hadiah Rp15 juta. Selain itu, juga akan diumumkan pemenang kategori kostum favorit di setiap kota pada 21 Oktober 2025 melalui akun Instagram resmi @indonesia_kaya.
Salah satu momen menarik datang dari Shafura peserta termuda berusia 5 tahun dari sanggar Puspawangi Adiarsa. Sang ibu, Wulandari (29), mengaku bangga putrinya bisa ikut tampil.
“Latihan dua minggu, baru tiga bulan ikut sanggar, dan langsung masuk semifinal. Kami tidak mengejar menang, tapi ingin Shafura belajar tampil dan menumbuhkan rasa percaya diri,” pungkasnya.